Header Ads Widget

Seorang Wanita Desa dari Parangjoro 1892

 


Uit de indische bladen (Dari Majalah India)
13-12-1892

 

Seorang wanita dessa dari Parangdjoro, di dekatnya Langenhardjo, pergi suatu hari tepian pemandian Bengawan. Sementara dia melakukan itu, dia tiba-tiba mendengar suara aneh di dekatnya. Mencari dia melihat sekitar 25 langkah dari dia dari caiman besar dengan luas membuka mulut mereka, siap menyerangnya. Dia tidak bisa menggerakkan jari karena takut. lari dan mulai meminta bantuan dengan sekuat tenaga berteriak. Ini membantu, karena segera hanya penduduk asli yang mengeluarkannya dari situ untuk menyeret air. Mereka tidak melihat lagi ke putarannya, di mana semua mata tertuju lari ke « piring », tempat hewan oja itu berada

DARI PISAU INDIA

Tuntutan hukum. Pada hari Sabtu, Dewan Yudisial Batavia mendengarkan kasus pidana terdakwa C. Schreutelkamp, pencetak dan penerbit serta kepala firma Ogilvie en Co. menuduh bahwa dalam surat kabar harian Bintang barat tanggal 8 Januari 1892 no. kata: sGelingWesj", yang antara lain terdapat ungkapan »G«4uren4e ?yn d* i<van /.go? » pj«* jawinangoen alias tempat tinggal Dapi di Tjimanoek, jika tidak ada wanita cantik, apalagi cantik yang memperlihatkan diri, dia akan, sekalipun mereka punya dan juga laki-laki, membujuk mereka untuk berzina karena Agoes Djajawinangoen adalah keturunan biasa" lanjut den Djaros atau den panghoe loc diperintahkan oleh Agoes Djajawinangoen alias Dapi untuk mencarikan seorang janda baginya, meskipun pekerjaan itu harus menderita sementara, bahkan jika Djarorich telah begitu banyak melakukan pelanggaran terhadap wedana, andai saja dia dapat memberinya seorang istri yang cantik, pelanggarannya dimaafkan dan yang pertama menerima hadiah uang dalam tawar-menawar.

“Dari kabar angin saya mendengar bahwa ketika saya pergi ke Bandoeng Ki Dapi alias Djajawinangoen ingin bermain catur dan membawa istri saya ke sebuah rumah kosong; bahwa, bagaimanapun, dia pulang dengan rahang malu yang olehnya isteriku yang cantik, mencemoohnya dan menambahkan kata-kata monjet, babi, wedana kurang ajar. Wedana ini yaitu agoes Djajawinangoen sangat bodoh, seperti anak kecil, tidak mampu melakukan pekerjaannya apalagi mengarang kopi, keahliannya hanya mencari wanita yang manis, baik dan sebagainya, yang mencemooh, memfitnah dan kata-kata menghina ditulis dengan niat jahat untuk menyerang kehormatan, kesusilaan dan nama baik Agoes Djajawinangoen alias Dapi, Camat Tjimanouk, divisi Pandeglang, kediaman Banten, oleh karena itu pejabat publik, dan untuk kata-kata apa, terdakwa yang tidak dapat menyebutkan nama penulis dari kalimat-kalimat yang dikutip di atas, jika kepala perusahaan Ogilvie & Co., percetakan dan penerbit dokumen tersebut, bertanggung jawab.


Post a Comment

0 Comments