Header Ads Widget

Mengenang Hajatan Jaman Dulu di Desa Parangjoro

 

Mengenang hajatan jaman dulu di Desa Parangjoro


Setiap pemuda tentu tergabung dalam kegiatan karang taruna dan menjadi poin penting dalam perhelatan acara resepsi maupun acara hajatan kampung seperti selamatan, kondangan, sewengenan dan sebagainya. Hampir setiap kampung memiliki ciri dan gaya masing-masing, dari yang formal maupun acara sederhana (crimenan). 

Perkembangan jaman, muncul pergeseran tatanan (manner). Banyak hal-hal yang khidmat dan seolah tata hidang, tata cara perjamuan ada pada puncaknya. Kalau boleh dikatakan berstandar bintang lima dalam hal pelayanan (service). Meski masyarakat mayoritas bermata pencaharian sebagai petani akan tetapi konsep perjamuan seperti mengikuti standar kompetensi layanan berbintang. Seperti laiknya tradisi ningrat dengan aturan yang tak asal-asalan dalam menghargai setiap detail prosesi. 

Orang duduk berjajar rapi, berbusana terbaik. 

Para pemuda yang tergabung dalam karang taruna mempersembahkan hidangan yang tak main-main (well trained). 

Contoh:

  1. Membawa nampan berisi hidangan akan kokoh di tangan yang akan diangkat sedikit di atas hidung, diasumsikan bahwa makanan tidak boleh ada di bawah level hidung atau mulut
  2. Busana (dress code) yang super. Ini adalah sebuah partisipasi masyarakat untuk turut mensukseskan acara. Nilai gotong royong sangat kental dirasa di kehidupan masyarakat dahulu dan lain-lain

Sisi lain, hiburan merupakan sesuatu yang menjadi peramai suasana. Bahkan sering dihiperbolakan oleh pembawa acara dalam menarasikan kegiatan. Ini dapat dilihat saat kegiatan Kidung Kembar Mayang. Dimana akan diiring kalimat indah dari pembawa acara dengan bahasa Jawa. 

Tatasing rahina gumantri ratri ing gegana katon remu wancine wus panglong, Sang sitoresmi datan jumedul amung tranggana ingkang abyor ing tawang.....



Baliknya Hajatan

Post a Comment

0 Comments